Fatmi Amro

Aku cemburu pada samudera Yang menampung segala Aku cemburu pada sang ombak Yang selalu bergerak ...........

Selengkapnya
Navigasi Web
Teknologi merengut Jiwa Anak Rimba Manusia, maka di Rumah Sajalah!
#TANTANGAN GURUSIANA KE 130#

Teknologi merengut Jiwa Anak Rimba Manusia, maka di Rumah Sajalah!

Teknologi merengut Jiwa “Anak Rimba” Manusia, maka di Rumah Sajalah!

Kenapa dulu kita jarang sariawan ya? Paling sering batuk dan selesma. Mungkin kita dulunya “anak rimba”. Permainan kita tidak di dalam rumah saja. Masuk semak-semak, lalu memakan buah-buahan yang ada dalam semak-semak tersebut. Apakah ada yang mati karena keracunan memakan buah-buahan di semak?. Hampir tidak ada, karena kita tahu orang tua kita telah mengingatkan kalau bertemu buah-buahan, jika tidak dimakan ulat atau burung, berarti buah itu mengandung racun. Dari situlah kita belajar bahwa buah yang tidak dimakan ulat atau burung berarti berbahaya.

Anak-anak sekarang mainnya di dalam rumah. Di dalam rumahpun dipersempit lagi ruangnya yaitu di dalam kamar. Berkumpul hanya ketika makan atau melihat pertandingan bola di televisi. Kadang melihat aksi legendaries hidup Valentino Rossi. Itupun kalau matanya sudah lelah melihat aksi mereka di layar kecil handphone atau gawai mereka dan berpindah ke televisi berlayar lebar.

Anak-anak sekarang luas wawasannya, tapi informasi yang mereka dapatkan banyak bersumber dari hasil pengetahuan teknologi. Mereka mengetahui dari dunia maya. Mereka kulik pengetahuan dari sumber-sumber di internet. Berselancar mereka di situs-situs pengetahuan. Itupun yang melakukan aksi tersebut anak-anak yang hobi membaca. Yang banyak adalah menikmati game-game on line yang susah menghentikan candunya. Tak seberapa yang langsung mengetahuinya dari dari dunia nyata.

Mengalami sendiri dan menghadapi proses berpikir seperti yang kita lakukan dulu sekarang sudah jarang ditemui. Teknologi dan kemajuan zaman telah merengut hari-hari petualangan dunia nyata anak-anak kita. Kita tidak bisa menyalahkannya. Memang kondisi dunia sekarang seperti itu.

Teknologi telah merenggut jiwa petualang manusia. Karena sejatinya setiap manusia memiliki keingintahuan. Mengorek rahasia-rahasia alam melalui jiwa penjelajahan. Dahulu mungkin kesempatan itu bisa kita lakukan, tetapi sulit untuk anak-anak sekarang. Terlalu banyak limbah dan polusi udara. Kejahatan tentang pembunuhan, pemerkosaan,penculikan, perampokan, bahkan aksi begal tidak hanya di kota-kota besar, mereka sampai ke jalanan di kampung-kampung.

Itulah yang membuat mereka tidak bisa memiliki pengalaman seperti kita dahulu. Sebagai orang tua, kitapun membatasi gerak mereka. Apalagi sekarang, musuh baru muncul ke bumi, korona. Virus yang telah mendunia ini tidak terlihat mata tapi menghantam seluruh dunia. Sebelumnya ada jenis virus ini seperti Mers, Flu Burung, Pets, dan lainnya, tapi wilayah tertentu saja.

Pembasminya belum ditemukan, meskipun umat manusia sudah mendekati angka delapan milyar, belum satu pun yang mengacungkan tangan bahwa mereka telah menemukan vaksin pembasmi yang ampuh. Lalu apa yang sudah ditemukan? Mereka baru berhasil uji coba dan tidak memberi jawaban pasti.

Bumi yang kita injak masih bumi yang sama. Tetapi perlakuan kita yang hidup di atasnya, telah membuatnya mengubah siklus kehidupan manusia. Bumi lelah, manusia juga. Maka di rumah sajalah…

Salam .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tenang, masih banyak anak rimba bu..di daerah saya selalu ful..di gunung lawu...masih ada sisa isa laskar alam

07 Jun
Balas

Sepersekian persen ya pak ya

08 Jun

Kerreeen Bunda tulisannya sangat menarik di baca sederhana tapi diksinya mantaap

07 Jun
Balas

Terima kasih ibu atas apresiasinya. saya justru sering keder dengan anggota gurusiana, semua mantap...saya baru belajar nih. salam ya bu.

07 Jun

Terima kasih ibu atas apresiasinya. saya justru sering keder dengan anggota gurusiana, semua mantap...saya baru belajar nih. salam ya bu.

07 Jun

Kerren Bu, salam kenal

07 Jun
Balas

Terima kasih atas apresiasinya. Salam kenal kembali.

07 Jun



search

New Post